Sakit.
itulah perasaanku.
tak dapat ku keluarkan karena akan sakit.
dan, sakit itu tak mau keluar dari hatiku.
sakit.
apakah hatiku yang sakit?
atau otakku?
otakku karena memikirkanmu?
perasaanku tak dapat berfikir.
hanya otakku yang melakukannya.
memikirkanmu.
semakin aku memikirkanmu semakin sakit.
semakin kecewa.
semakin berat nafasku.
semakin sesak.
hei, ingatlah.
aku adalah salah satu gadis yang disakiti oleh perasaan.
hei, ingatlah.
puisi ini dibuat oleh dia, salah satu gadis yang tersakiti.
oleh perasaannya sendiri.
berat ini.
mampukah aku membawanya?
apakah aku gadis yang kuat?
sejujurnya, aku hanyalah gadis pemurung.
gadis yang memendam perasaannya sendirian.
dengan berpura-pura tersenyum.
akulah si cengeng yang menahan tangisannya.
Teman, apakah aku sekuat itu dimata kalian? hingga aku hampir tak menangis lagi?
aku hanya menahannya.
dia.
apakah dia tau?
apakah dia tau aku ingin menangis?
tentu saja, dia tidak tau apapun.
aku, menyimpannya.
semua ini tersimpan di hati.
membentuk suatu perasaan.
perasaan sakit.
kapankah aku akan mengeluarkannya? kapankah aku akan menumpahkannya?
ketika aku menumpahkannya, apakah aku akan melupakannya?
bisakah itu terjadi?
semua luka, sakit bukan?
bukankah mereka sembuh?
bukankah luka bisa sembuh?
tapi kenapa? lukaku tak kunjung sembuh.
masih terasa sakit.
Bunuhlah perasaanku.
tolong, bunuhlah sakit itu.
agar tak ada lagi nafas yang berat, tak ada lagi sesak.
kau tau?
bahkan aku masih mengharapkanmu.
kau tau?
aku masih menyayangimu.
kau tau?
aku tak menyesal mengatakan itu.
kau tau?
aku jujur.
teman, ingatlah.
puisi ini dibuat oleh aku.
aku gadis cengeng.
aku gadis pemurung.
aku gadis yang tersenyum.
aku gadis yang suka tertawa.
teman, ingatlah aku.
ingatlah aku pembuat puisi ini.
teman, akulah dia.
dia yang tersakiti.
teman, kau tahu itu.






0 comment:
Post a Comment